BALOK-KOLOM BETON BERTULANG
Menggambar Ditail Penulangan Balok
Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-tulangan yang digunakan dan bentuknya.
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang. ¾ Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan
sepanjang balok ¾ Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm ¾ Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok
maksimal 15 cm dan jarak bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal. ¾ Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
¾ Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
¾ Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi ¾ Di dalam : 2.0 cm ¾ Di luar : 2.5 cm ¾ Tidak kelihatan : 3.0 cm
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara: ¾ Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %)
dapat ditahan/dipikul oleh sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang berlaku.
¾ Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong/miring.
harus diteruskan minimal/sedikitnya sepanjang 12 d ; h ; 1/16 l b
(dipilih / diambil yang paling besar), kemudian 1/3 At diteruskan lagi
sepanjang Ld , selanjutnya diteruskan lagi ¼ At sepanjang Ld ( Ld
= 1.4 Ld ‘ ) dimana Ld ‘ dapat dilihat dalam daftar/tabel panjang
penyaluran tulangan.
Apabila ada sambungan tulangan (sambungan lewatan), maka
panjang sambungan lewatan tersebut dapat:
¾ Untuk tulangan tekan, panjang sambungan lewatan minimal
40 d sampai dengan 50 d sesuai kelas beton. ¾ Untuk tulangan tarik, panjang sambungan lewatan minimal
1.3 Ld (Ld = 1.4 Ld ‘ ) tanpa kait.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal sama dengan tulangan tumpuan atas)
Panjang penyaluran tulangan untuk tulangan tumpuan 100 % At
Menggambar Ditail Penulangan Kolom
Yang perlu mendapatkan perhatian dalm menggambar penulangan kolom antara lain:
- Penyambungan kolom di atas balok atau sloof
- Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom
- Lebar kolom lebih dari 30 am diberi tulangan tambahan di tengan-tengah lebar
- Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm
Sabtu, 07 Desember 2013
Kamis, 05 Desember 2013
contoh laporan prakerin
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
a. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia-manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,
tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
b. Pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah perlu
disesuaikan dengan
Perke-mbangan
tuntutan pembangunan yang memerlukan berbagai jenis ketrampilan dan keahlian
disegala bidang serta ditingkatkan mutunya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Pola Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dipilih
sebagai model yang ideal untuk penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan. Pemilihan
pola ini karena PSG merupakan kerja sama antara dunia usaha /industri dengan
SMK yang bertujuan untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menggunakan
teknologi yang maju yang digunakan dunia kerja.
d. Mengingat
pola ini merupakan sesuatu yang baru dan memiliki banyak perbedaan yang cukup
mendasar bila dibandingkan dengan pola penyelenggaraan yang selama ini
digunakan (konvensional) maka dalam pengejawantahan implementasinya dilapangan
tidak bisa sekali diputuskan dan diperlakukan lalu berjalan seperti yang
diharapkan, pengalaman selama ini menunjukkan bahwa banyak kendala-kendala
teknis dan organisatoris.
e. Dengan pilihan terhadap pola PSG ini maka dalam pelaksanaannya
melibatkan sumber daya tidak hanya dilingkungan sekolah saja tetapi akan
melibatkan semua sumber daya yang ada diluar sekolah atau dengan kata lain
bahwa keterlibatan pihak luar sekolah (DU/DI) dengan pihak sekolah secara
bersama-sama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan
hal yang tidak dapat dielakkan lagi.
1.2 Tujuan
Prakerin
Praktek kerja industri yang merupakan
implementasi dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) adalah proses pembelajaran yang
dilakukan di dunia usaha/industri dengan program dan arahan sepenuhnya diatur
oleh dunia usaha dan industri. Peranan dunia usaha/industri dalam pendidikan
dengan pihak sekolah dalam upaya peningkatan mutu tamatan yang:
·
Mempunyai
kompetensi dasar kejuruhan dan ketarampilan yang memadai.
·
Berwawasan
kualitas, keunggulan, dan bermuatan ekonomis.
·
Memiliki
disiplin dan etos kerja yang tinggi.
·
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di SMKN 2 Probolinggo.
·
Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek yang
ada di lapangan kerja.
·
Dapat menerapkan ilmu yang telah di dapat dari
sekolah ke bidang industri dan dapat menambah wawasan siswa yang tidak di dapat
di sekolah.
·
Menjadikan siswa yang memiliki keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang lebih bertanggung jawab.
1.3. Ruang Lingkup Kerja
Dalam kedudukannya sebagai Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kota Probolinggo, Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai
tugas pokok dan fungsi organisasi dengan tata kerja sebagai berikut :
Dinas
Pekerjaan Umum adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah
melalui Sekretaris Daerah.
Dinas
Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah Kota
dalam bidang pekerjaan umum. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Dinas Pekerjaan
Umum mempunyai fungsi :
a. Perumusan
perencanaan, kebijakan teknis, pelaksanaan dan pengendalian di Bidang Pekerjaan
Umum
b. Pemberian pembinaan dan rekomendasi perijinan
Bidang Pekerjaan Umum dan pelaksanaan pelayanan umum
c. Pelaksanaan tugas pokok sesuai kebijakan
yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.
1.4. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
Sejarah
Departemen Pekerjaan Umum di Pemerintahan Pusat, dalam perkembangan waktu dalam
tahapan-tahapan; sejak jaman penjajahan pemerintahan Belanda, dimana istilah
"Pekerjaan Umum" berasal dari terjemahan istilah bahasa Belanda
"Openbare Werken". Pada zaman
Hindia Belanda disebut "Waterstaat swerken". Di lingkungan Pusat
Pemerintahan dibina oleh Departement. Van Verkeer & Waterstaat
(Dep.V&W).
Dibidang
Pekerjaan Umum pada tiap-tiap wilayah organisasi Pemerintahan Militer Jepang,
diperlukan organisasi Jaman Hindia Belanda namun disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan dari fihak jepang. Maka kantor pusat "V & W".
di Bandung, dinamakan "Kotubu Bunsitsu", oleh pihak Jepang. Dan mulai
saat itu istilah "Pekerjaan Oemoem" (P.O), Oeroesan Pekerdjaan Oemoem
(O.P.O), "Pekerjaan Umum" (PU), disampinmg "Doboku" lazim
dipergunakan.
Setelah
Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
semenjak itu Pemuda-pemuda Indonesia mulai berangsur-angsur merebut kekuasaan
Pemerintahan dari tangan Jepang baik di pusat pemerintahan (Jakarta/Bandung)
maupun Pemerintahan Daerah-daerah.
Sesudah Pemerintahan Indonesia membentuk
Kabinet yang pertama, maka para Menteri mulai menyusun organisasi serta
sifatnya.
Pekerjaan Umum pada waktu itu berpusat di
Bandung, dengan mengambil tempat bekas gedung V.& W. (dikenal dengan nama
"Gedung Sate").
Ketika Belanda
ingin mengembalikan kekuasaaan pemerintahan di Hindia Belanda sebelum perang,
datang mengikuti Tentara Sekutu masuk ke Indonesia. Akibat dari keinginan
Pemerintahan Belanda ini, terjadilah pertentangan fisik dengan Pemuda Indonesia
yang ingin mempertahankan tanah air berikut gedung-gedung yang telah
didudukinya, antara lain "Gedung Sate" yang telah menjadi Gedung
Departemen Pekerjaan Umum pada waktu itu (peristiwa bersejarah itu dikenal
dengan peristiwa "3 Desember 1945").
Dalam
masa proloog G 30 S. PKI terjadilah dalam sejarah Pemerintahan RI suatu Kabinet
yang besar disebut dengan nama Kabinet DwiKora atau Kabinet 100 Menteri, dimana
pada masa ini dibentuk Koordinator Kementerian. Tidak luput Departemen PUT.
yang pada masa itu ikut mengalami perubahan organisasi menjadi Lima Dept.
dibawah Kompartemen PUT Kabinet Dwikora, dipimpin Jenderal Suprajogi. Adapun
Kompartemen PUT ketika membawahi, antara lain:
Departemen
Listrik dan Ketenagaan
Departemen
Bina Marga
Departemen
Cipta Karya Konstruksi
Departemen
Pengairan Dasar
Departemen
Jalan Raya Sumatera
Setelah
peristiwa G.30S PKI Pemerintah segera menyempurnakan Kabinet Dwikora dengan
menunjuk Ir.Soetami, sebagai menteri PUT untuk memimpin Kompartemen PUT.
Kabinet yang disempurnakan itu tidak dapat lama dipertahankan.
Kabinet
Ampera, sebagai Kabinet pertama dalam masa Orde Baru. Kembali organisasi PUT
dibentuk dengan Ir.Soetami, sebagai Menteri. Dengan Surat Keputusan Menteri PUT
tertanggal 17 Juni 1968 N0.3/PRT/1968 dan dirobah dengan Peraturan Menteri PUT
tertanggal 1 Juni 1970 Nomor 4/PRT/1970. Departemen PUT telah memiliki suatu
susunan struktur Organisasi.
Sebagai gambaran lebih jauh pembagian
tugas-tugas dalam lingkungan Dep. PUT, maka pada waktu itu azas tugas-tugas PU
telah diserahkan pada kewenangan daerah itu sendiri.
1.5.Visi dan Misi Perusahaan
Dinas
Pekerjaan Umum Kota Probolinggo merupakan salah satu unsur Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang bertugas melaksanakan
1.5.1.
VISI
Berdasarkan
visi dan misi yang ditetapkan diharapkan Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo
mampu menentukan dinamika perubahan lingkungan strategis. Dengan visi yang
tepat Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo akan menjadi pelaksanaan bagi tugas
di bidang pekerjaan umum. Adapun visi Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo
adalah :
“TERWUJUDNYA PERCEPATAN INVESTASI MELALUI
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA UMUM GUNA MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN
PENGANGGURAN ”
1.5.2.
MISI
Guna
mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Pekerjaan Umum Kota
Probolinggo perlu menetapkan misinya secara jelas sebagai suatu pernyataan yang
menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dengan makna visi yang telah
ditetapkan, maka Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo merumuskan misinya
sebagai berikut :
1.Mewujudkan percepatan pemenuhan kebutuhan sarana
dan prasarana Bidang Perumahan dan Permukima;
2.Mewujudkan percepatan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana bidang
pengairan;
3.Mewujudkan percepatan pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana bidang
bina marga;
4.Mewujudkan percepatan penataan kota dan penataan bangunan melalui
perumusan kebijakan rencana kota
5.Mewujudkan pelayanan yang sigap,cepat dan tepat dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan bencana kebakaran;
6.Meningkatkan kinerja jasa Kontruksi daerah yang handal,tangguh dan
mempunyai kreativitas,inovatif,serta daya saing yang tinggi;
7.Mewujudkan hunian Rusunawa yang tepat sasaran,layak huni,kondusif dan
Berdikari;
8.Menciptakan sumber daya manusia atau aparatur yang professional dan
beretos kerja tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang lebih
baik.
1.6. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Susunan Organisasi
Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo, terdiri atas :
a. Kepala Dinas Pekerjaan Umum
b. Sekretaris, membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Program.
c. Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang, membawahi :
1.
Seksi Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman;
2.
Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan;
3.
Seksi Penataan Ruang.
d. Bidang Perumahan dan Permukiman,
membawahi :
1. Seksi Pengembangan Permukiman;
2. Seksi Perumahan.
e. Bidang Pengairan, membawahi :
1. Seksi Pembangunan Prasarana Pengairan dan
Drainase;
2. Seksi Pemeliharaan Prasarana Pengairan dan
Drainase.
f. Bidang Bina Marga, membawahi :
1. Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;
2. Seksi Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan
Peralatan Berat.
g. Unit Pelaksanaan Teknis Pembinaan Jasa
Kontruksi :
1. Kasub bagian TU.
h. Unit
Pelaksana Teknis Pemadam Kebakaran :
1. Kasub bagian TU.
i. Unit Pelaksana Teknis Rumah Susun :
1.
Kasub bagian TU.
BAB II
MATERI PRAKERIN
2.1. Pengertian AutoCAD
Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi
informasi global dewasa ini, maka otomatis tuntutan terhadap penggunaan
teknologi mutlak sangat diperlukan. Adapun salah satu wujud teknologi yang
sekarang sedang berkembang pesat adalah CAD ( Computer Aided Design ) atau Desain
Berbantuan Komputer, di mana tujuannya adalah untuk mempermudah para designer
dan drafter untuk memvisualisasikan idenya ke dalam bentuk gambar.AutoCAD
merupakan sebuah program CAD yang sangat terkenal dan familier dewasa ini,
karena menawarkan berbagai kemudahan dan keunggulan yang bisa mempermudah kerja
designer dan drafter dalam memvisualisasikan ide dan gagasannya. Sejak
diciptakan pada tahun 1982 oleh Autodesk Corporation hingga keluarnya release
yang terbaru, AutoCAD mengalami perkembangan yang sangat berarti serta
mempunyai peran yang sangat besar bagi perkembangan industri manufacturing saat
ini. AutoCAD adalah sebuah program aplikasi ( software ) yang digunakan untuk
menggambar dan mendesain gambar, seperti gambar arsitektur, mesin,
sipil,elektro dan lain-lain, di mana program AutoCAD mempunyai kemudahan dan keunggulan
untuk membuat gambar dengan cepat dan akurat serta bisa digunakan untuk
memodifikasi gambar dengan cepat pula.Fasilitas yang dimiliki AutoCAD untuk
menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi sangat lengkap, sehingga hal ini membawa
AutoCAD menjadi program desain terpopuler dibandingkan dengan program-program
yang lain dewasa ini.
2.2. Fungsi
AutoCAD
1. Menggambar
suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa
diwakili oleh garis-garis maupun simbol-simbol yang memiliki makna tertentu.
Gambar AutoCAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi.
2. Mempermudah
para Drafter, Desainer/Arsitek dalam mengerjakan sebuah pekerjaan gambar.
2.3. Bagian
– Bagian AutoCAD
2.3.1. Perintah Menggambar
Untuk melakukan penggambaran dalam AutoCAD,
perintah-perintah gambar bisa diambil melalui beberapa cara, yaitu dari Menu
Pull-Down, Toolbar Draw, Screen Menu (menu layar ), maupun dengan cara mengetik
langsung pada keyboard. Adapun perintah gambar tersebut meliputi :
1. LINE
Untuk membuat sebuah garis dengan cara menentukan dua
buah titik ujung, dimana ujung dari garis sebelumnya merupakan titik awal dari
garis berikutnya.
2. RAY
Garis bantu dari satu titik tumpu ke satu arah yang
lain dengan – panjang tidak terbatas.
3. CONSTRUCTION
LINE
Garis bantu dari satu titik tumpu ke dua arah yang
lain dengan panjang tidak terbatas.
4. MULTILINE
Garis double yang bisa ditentukan posisi kursor,
skala ( jarak antar garis ) maupun jenis garisnya.
5. POLYLINE
Garis satu kesatuan yang dapat diatur ketebalanya
pada awal – maupun ujungnya. Jenis lain dari polyline adalah 3D Polyline,
dimana sifatnya sama dengan garis polyline tetapi pengaturan ketebalanya dapat
dilakukan terhadap tinggi obyek.
6. POLYGON
Polygon adalah perintah untuk membuat segi banyak
dimana semua sisinya sama panjang. Adapun jumlah sisinya minimal 3 sedangkan
maksimalnya adalah 1024.
7. RECTANGLE
Rectangle adalah perintah untuk membuat kotak dengan
cara menentukan titik diagonal. Rectangle dibuat dari Polyline, yaitu obyek
yang semua segmenya merupakan satu besaran.
8. ARC
Arc adalah perintah
untuk membuat busur lingkaran atau garis - lengkung.
9. CIRCLE
Circle adalah perintah untuk membuat lingkaran atau
objek bulat yang tertutup.
10. DONUT
Donut adalah perintah untuk membuat lingkaran dengan
ketebalan tertentu.Dalam pembuatan ini harus ditentukan diameter dalam ( Inside
diameter ) serta diameter luar ( Outside diameter ).
11. SPLINE
Spline adalah perintah untuk membuat kurva spline
dengan mengikuti beberapa titik kontrol yang dimasukkan sesuai dengan besar -
toleransinya.
12. ELLIPSE
Ellipse adalah perintah untuk membuat elips, yaitu
suatu kurva ( obyek tertutup yang melengkung ) yang memiliki dua sumbu, yaitu
sumbu mayor dan sumbu minor.
13. POINT
Point adalah perintah untuk membuat sebuah titik.
Adapun defaultnya bentuk titik adalah noktah, akan tetapi bentuk tersebut bisa
diubah sesuai dengan keinginan.
2.3.2. Pengeditan Gambar
Dalam proses pembuatan gambar dengan AutoCAD, sering
kali dijumpai kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak disengaja. Oleh karena itu
AutoCAD menyediakan fasilitas pengeditan gambar yang bisa diambil melalui menu
Modify. Perintah tersebut bisa diambil dari menu bar atau diketik langsung
melalui keyboard.
1. ERASE
Erase adalah perintah untuk menghapus satu atau
sekumpulan obyek yang telah dibuat.
2. COPY
Copy adalah perintah untuk memperbanyak obyek atau
menyalin satu / sekumpulan obyek.
3. MIRROR
Mirror adalah perintah untuk mencerminkan satu atau
sekumpulan obyek, yaitu membuat obyek baru yang sama dengan obyek yang dipilih
tetapi posisinya terbalik. Cara pembuatanya adalah dengan membuat dua titik di layar
sebagai sumbunya ( cermin ). Posisi obyek baru tergantung dari posisi cermin
tersebut.
4. OFFSET
Offset adalah perintah untuk menyalin obyek secara
pararel. Selain bisa dimasukkan langsung jarak offsetnya, bisa juga dilakukan
dengan cara menunjuk langsung di layar.
5. ARRAY
Array adalah perintah untuk menyalin atau
memperbanyak secara massal dengan pola atau susunan yang teratur. Adapun Array
ada dua jenis, yaitu Array Rectangular ( pola grid ) dan Array Polar ( pola
melingkar ).
6. MOVE
Move adalah perintah untuk memindahkan suatu obyek
atau sekumpulan obyek dari suatu tempat ketempat yang lain.
7. ROTATE
Rotate adalah perintah untuk memutar satu atau
sekumpulan obyek dengan cara menentukan titik acuan ( base point ) sebagai
sumbu putar, sedangkan sudut puternya bisa ditentukan dengan memasukkan angka
melalui keyboard atau diklik langsung di layar.
8. SCALE
Scale adalah perintah untuk mengubah ukuran satu atau
sekumpulan obyek (memperbesar maupun memperkecil) secara beraturan, dengan cara
menentukan faktor skala. Apabila skala lebih besar dari satu, maka obyek akan
diperbesar, tetapi apabila kurang dari satu maka obyek akan diperkecil.
9. STRETCH
Stretch adalah perintah untuk mengubah sebagian dari
obyek, baik memperbesar atau memperkecil. Adapun metoda yang digunakan untuk memilih
obyek tersebut adalah crossing.
10. LENGTHEN
Lengthen adalah perintah untuk mengubah panjang garis
atau busur. Ada beberapa metoda perubahan panjang, apakah delta panjang,
panjang total,persentasi perubahan panjang maupun perubahan panjang secara
dinamik.
11. TRIM
Trim adalah perintah untuk memotong obyek dengan
menggunakan obyek pembatas.
12. EXTEND
Extend adalah perintah untuk memperpanjang obyek
dengan menggunakan obyek pembatas. Adapun yang dimaksud dengan pembatas
tersebut adalah obyek yang memiliki potensi untuk berpotongan dengan obyek yang
akan diperpanjang.
13. BREAK
Break adalah perintah untuk memotong obyek tanpa
obyek pembatas atau untuk memotong obyek yang berada diantara dua titik yang
ditentukan.
14. CHAMFER
Chamfer adalah perintah untuk memangkas sudut atau
untuk menghubungkan dua garis dengan garis lurus baru yang mempunyai kemiringan
tertentu.
15. FILLET
Fillet adalah perintah untuk melengkungkan sudut atau
untuk menghubungkan ujung-ujung dari dua buah obyek dengan sebuah busur.
2.3.3. Sistem Koordinat
Sistem koordinat yang dipakai oleh AutoCAD adalah WCS
( World Coordinat Sistem ), yaitu system koordinat dengan sumbu X, Y dan Z di
mana masing-masing sumbu koordinat tersebut berpotongan di titik (0,0) atau
titik origin. Sedangkan arah positif dari masing-masing sumbu tersebut
dinyatakan oleh arah anak panah.
Adapun sistem koordinat yang terdapat dalam AutoCAD
ada tiga macam :
1. Koordinat Kartesius/Cartesian, yaitu sistem koordinat
yang menunjukkan posisi suatu titik. Adapun format koordinat kartesius adalah
(X,Y) (X,Y,Z).
2. Koordinat Polar, yaitu sistem koordinat yang digunakan
untuk menunjukkan suatu jarak dengan sudut tertentu dari titik terakhir. Adapun
format dari koordinat polar adalah @ jarak < sudut.
3. Koordinat relatif, yaitu sistem koordinat yang
digunakan untuk menunjukkan jarak relatif dari titik terakhir ke arah X,Y atau
X,Y,Z. Adapun format penulisannya adalah @ panjang, lebar, tinggi.
2.3.4. Sistem Perputaran
Sistem perputaran sudut yang digunakan dalam
penggambaran AutoCAD untuk gambar dua dimensi adalah sistem perputaran yang
berlawanan dengan jarum jam atau CCW (Counter Clock Wise).
2.3.5. Fasilitas
Obyek Snap (OSNAP)
Obyek Snap (OSNAP) adalah fasilitas bantu AutoCAD
yang berfungsi untuk mengunci obyek pada titik tertentu sehingga kursor akan
menangkap titik tersebut. Agar hasil gambar yang dibuat bisa akurat dan
sempurna, maka fasilitas ini mutlak dibutuhkan. Osnap terdiri dari dua jenis,
yaitu Osnap Sementara dan Osnap Permanen.
Osnap sementara hanya berlaku untuk satu kali
tangkapan saja sedangkan Osnap permanen dapat diaktifkan sebelum menggambar,
dan akan terus aktif sampai dimatikan kembali.
Fasilitas :
· Endpoint :
untuk menangkap titik ujung.
· Midpoint :
untuk menangkap titik tengah.
· Intersection :
menangkap titik perpotongan antara dua obyek berpotongan.
· Apparent Intersection : menangkap titik
perpotongan dua obyek yang tidak ketemu.
· Center :
untuk menangkap titik pusat.
· Quadrant :
menangkap titik kuadran lingkaran, yaitu 0, 90, 180 dan 270.
· Tangent :
menangkap titik singgung lingkaran atau busur.
· Perpendicular : menangkap titik yang tegak lurus
terhadap garis lingkaran dan busur.
· Node :
untuk menempatkan sesuatu pada titik.
· Insert :
untuk menangkap titik sisip.
· Nearest :
untuk menangkap titik terdekat dari sebuah obyek.
· None :
untuk mematikan Osnap yang sedang bekerjasecara permanen
2.3.6. Membuat Layer
Layer adalah suatu lapisan pada gambar yang berfungsi
untuk mengelompokkan gambar menurut kriteria tertentu, misalnya berdasarkan
jenis obyeknya, bidang pekerjaanya dan sebagainya. Lapisan tersebut bisa
diibaratkan sebagai kertas transparan.
Lapisan gambar di sini bisa diaktifkan,
disembunyikan, diatur warnanya serta tipe garisnya. Defaultnya AutoCAD
menyediakan sebuah lapisah bernama 0, apabila kita tidak membuat lapisan baru,
maka gambar kita akan ditempatkan pada lapisan 0.
Layer juga bermanfaat untuk membantu kita apabila
kita membutuhkan sebuah gambar yang sama untuk beberapa lembar yang berbeda,
misalnya jika kita akan membuat denah lantai tipikal untuk gedung bertingkat
banyak.
Adapun cara membuat lapisan layer baru bisa dilakukan
dengan membuka menu Format kemudian pilih Layer dan ketik nama layer tersebut.
2.3.7. Dimensi dan Text
Suatu tahapan akhir dari
proses pembuatan gambar adalah finishing, di mana pada tahapan ini dilakukan
proses pemberian keterangan pada gambar baik berupa teks untuk keterangan,
maupun dimensi untuk ukuran gambar.
2.3.7.1. Perintah Text
Text adalah perintah untuk
menuliskan huruf atau teks. Di dalam perintah ini bisa ditentukan beberapa
karakteristik teks seperti lokasi penyisipan teks, tinggi teks, arah atau sudut
teks maupun style dari teks.
Adapun perintah text bisa
diambil dari menu Draw kemudian dipilih text. Di dalam penulisan text ini
AutoCAD menyediakan dua jenis system penulisan,yaitu Single Line Text serta
Multi Line Text. Single Line Text berfungsi untuk menuliskan teks satu baris,
sedangkn Multi Line Text berfungsi untuk menuliskan teks dalam bentuk paragrap,
di mana di dalam Multi Line Text ini disediakan kotak dialog Multiline Text
Editor yang berfungsi untuk pengaturan dan pengeditan teks yang ditulis.
Pengaturan di sini meliputi pemilihan jenis huruf,ukuran, penebalan, garis
bawah serta cetak miring, penyisipan simbol-simbol maupun efek-efek penulisan
yang lain.
2.3.7.2. Penulisan
Karakter Khusus Text
Karakter khusus yang
terdapat dalam proses penggambaran kadang sangat diperlukan, untuk itu AutoCAD
menyediakan beberapa efek khusus untuk membuat karakter yang tidak terdapat
pada keyboard sebagai berikut :
v %%o : untuk membuat teks bergaris atas
v %%u : untuk membuat teks bergaris bawah
v %%d : untuk menuliskan derajat (o)
v % %p : untuk menuliskan karakter plus minus (±)
v % % c : untuk menuliskan karakter diameter (Ø)
v %%% : untuk menuliskan karakter persen (%)
2.3.7.3. Pengaturan ( LAY
OUT ) Text
Pengaturan tata letak (lay
out) teks dalam AutoCAD bersifat kondisional, artinya pada waktu menuliskan
keterangan gambar sering kali letak teks dibatasi oleh bentuk dan ukuran
gambar, oleh karena itu sebaiknya sebelum melakukan penulisan text dilakukan
pengaturan tata letak teks yang akan ditulis. Dengan memilih Single Line Text,
kemudian ketik Justify, maka akan ditampilkan beberapa pilihan pengaturan teks
sesuai dengan yang dinginkan.
2.3.7.4. Dimensi ( Ukuran
)
Dimensi berfungsi untuk
mengukur dan menuliskan hasil pengukuran ke dalam area gambar ( layar ).
AutoCAD mempunyai pengukuran semi otomatik, hal ini berarti AutoCAD mampu
mengukur secara akurat sekaligus menuliskan hasil pengukuran tersebut ke dalam
gambar.
Bentuk dan tampilan dimensi
tersebut bisa dirubah sesuai dengan kebutuhan. Adapun cara untuk merubah format
tampilan tersebut bisa dilakukan dengan membuka menu Format kemudian pilih
Dimension Style. Setelah keluar kotak dialog Dimension Style Manager, maka bisa
dilakukan pengaturan komponen dimensi utama, yaitu Garis dimensi, Garis
ekstension, Teks dimensi maupun tanda panah.
Dimensi bisa diakses
langsung dari menu pull-down maupun dari floating toolbar, yaitu dengan cara
klik menu View lalu pilih toolbar kemudian pilih Dimension. Bentuk floating
toolbars dimensi adalah sebagai berikut :
Keterangan :
v Linear : untuk mengukur garis vertikal dan horizontal
v Aligned : untuk mengukur garis miring/diagonal
v Ordinate : untuk mengetahui koordinat pada suatu titik
v Radius : untuk mengukur radius lingkaran atau busur
v Diameter : untuk mengetahui diameter lingkaran atau busur
v Angular : untuk mengukur sudut
v Baseline : untuk membuat dimensi dengan titik awal sama
v Continue : untuk membuat dimensi beraturan
v Leader : untuk memberikan keterangan gambar
2.3.8.
Mencetak Gambar
2.3.8.1. Melakukan Pencetakan
Suatu tahapan terakhir dalam proses pembuatan gambar
adalah melakukan pencetakan pada lembar kerja ( kertas ). Dalam tahap ini
pengaturan skala cetak harus dilakukan, sehingga skala gambar hasil cetakan
bisa sesuai dengan yang diinginkan.
Untuk mencetak sebuah gambar bisa dilakukan dengan mengambil
perintah dari menu File kemudian diplih Plot, setelah itu akan keluar kotak
dialog Plot dan pengaturan pencetakan bisa mulai dilakukan.
Plot adalah perintah untuk mencetak gambar ke dalam
lembar kerja dengan alat pencetak yang telah dikonfigurasi ke dalam sistem,
baik printer plotter maupun ke dalam file. Hanya file aktif yang akan dicetak
oleh AutoCAD, tetapi kita bisa memilih daerah tertentu pada area gambar yang
akan dicetak dengan pilihan Limits, Display, Extents maupun Window.
2.3.8.2. Menghitung Skala Cetak
Skala cetak mempunyai peran yang sangat penting bagi
gambar-gambar berskala tertentu, sebab perbedaan ukuran gambar bisa menyebabkan
melesetnya beberapa perhitungan desain dan perkiraan biaya.
Hal yang sangat penting diperhatikan dalam pencetakan
adalah penghitungan skala cetak yang tepat. Apapun jenis satuan panjang yang
kita gunakan (cm, m, km ) tidak jadi masalah yang penting adalah pada saat
mencetak satuan tersebut di-konversikan ke dalam millimeter.
Apabila gambar kita mempunyai skala tertentu, maka
dapat digunakan persamaan dasar sebagi berikut : Satuan gambar di layar (mm)
= Skala gambar Misalnya skala gambar denah 1:100, gambar tersebut dengan
satuan meter (1 unit di Iayar = 1m). Maka konversikan dulu 1 m = 1000 mm. Jadi
skala cetak adalah 1000 = 100, di mana 1000 adalah hasil konversi dari meter ke
millimeter dan 100 merupakan skala gambar yang digunakan.
2.4. Bentuk
Gambar Dalam AutoCAD
2.4.1. DENAH (Ukuran dan penjelasan harus ditulis lengkap).
Pada gambar denah, bagian dari
bangunan yang di atas 1 meter dari batas lantai ±0,00 tidak digambar.Denah
menggambarkan pembagian ruangan-ruangan, letak-letak pintu dan jendela, bentuk
dan ukuran lantai ruangan, dapat diberi garis titik-titik. PU 1 : 100.
Ø Mebuat lahan atau tanah seuai dengan
ukuran dengan menggunakan rectange
Ø Tatalah ruangan sesuai dengan ukuran yang
di inginkan misal :
a.
Ruang kelas 3m x 4,2m
b.
Ruang kelas 3m x 4,2m
c.
Toilet 2m x 2,1
d.
Toilet 2,2m x 2,1
1.
membuat kolom dengan ukuran 15/15 dengan menggunakan
rectangle beri warna biru
2.
pada kolom beri garis tengah sebgai
garis Bantu untuk menentukan titik tengah kolom menggunakan line
3.
Kemudian copy lah kolom tsb di setiap sudut bangunan
4.
Membuat dinding menggunakan rectage
5.
Hapus garis As
6.
Membuat gambar pintu langkah – langkahnya sbg berikut :
a.
Membuat kusen dengan rectangle dengan ukuran 15/6 cm
b.
Tarik garis untuk ukuran lubang
pintu misal 90cm
c.
Kemudian mirror kusen tsb
d.
Membuat daun pintu menggunakan rectangle dengan ukuran
4/90 cm
e.
Pindah daun pintu ke titik sudut kusen menggunakan move
f.
Membuat garis lengkung mnggunakan
arc
g.
Letakkan gambar pintu pada posisi yang sesuai
h. Membuat
jendela
Langkah – langkahnya
sbg berikut :
1. Membuat
kusen terlebih dahulu seperti kusen pintu
2. tarik
garis untuk lubang jendela misal 50-60 cm
3. Langkah
berikutnya sama dengan membuat pintu, hanya daunnya
tidak terbukaseperti gambar dibawah
ini
i.
kemudian copylah pada posisi yang telah di tentukan
j.
Cara meletakan baik pintu atau jendela , usahakan di
posisi tengah-tengah ( as )
2.4.2. TAMPAK (Tanpa
ukuran dan penjelasan).
Gambar
tampak yang harus dibuat adalah
T. Muka, T.Belakang, T.Samping Kiri dan T. Samping Kanan. Skala gambar sama
dengan denahnya.
Caranya sebagai berikut:
1)
Membuat tampak dengan cara kita menarik garis dari
denah yaitu menggunakan fungsi XLINE (XL).
2)
Kita membuat seolah olah rumah yang akan direncanakan.
3)
Membuat tampak harus juga memperhatikan keindahan dari
rumah tersebut agar terlihat lebih indah dari semua sisi.
4)
Menggambar tampak harus sesuai dengan denah, rencana
atap dan Potongan.
Contoh tampak depan Paud “Sedap
Malam”:
Contoh tampak samping Paud “Sedap
Malam”:
2.4.3. POTONGAN MEMANJANG DAN MELINTANG (Diberi ukuran dan penjelasan).
Gambar potongan menggambarkan bagian dalam dari
ruangan dan fondasinya, digambar dalam dua arah, yaitu arah muka-belakang dan
arah samping kiri dan kanan bangunan. Banyaknya tergantung dari pembagian dan
banyaknya ruangan yang ada. Skala gambar yang sama dengan denahnya.
Caranya
sebagai berikut:
1)
Menggambar seolah olah kita memotong bagian-bagian
rumah
2)
Menggambar bagian yang telah dipotong dari denah.
3)
Pertama membuat atap dan juga harus memperhatikan
kuda-kuda apa yang kita rencanakan dan melatakan gording,talank dan sebagainya.
4)
Membuat pondasi dan harus sesuai dengan rencana pondasi
dan juga harus memperhatikan jarak antara tanah urug pasir pasang aanstampeng
pondasi.
5)
Membuat
kolom sloff, tanah urug,pasir pasang,rabatan lantai keramik.
6)
Dalam
pembuatan potongan harus diperhatikan dimana titik nol (0) dalam potongan dan
jarak dari titik 0 ke pondasi, atap dll.
7)
Membuat dimensi jarak antara ondasi ke pondasi.
8)
Memberi keterangan pada semua elemen yang tertera pada
potongan agar gambar bisa dibaca.
9)
Menggambar potongan minimal 2 bagian.
Contoh Potongan Memanjang Paud
“Sedap Malam”:
Contoh Potongan Melintang Paud
“Sedap Malam”:
2.4.4. RENCANA PONDASI (Diberi ukuran dan penjelasan).
Menggambarkan
tipe dan ukuran fondasi dipakai. Semua
bagian fondasi yang ada fondasinya harus
digambar lengkap. Yang digambar
adalah lebat atas dan lembar dasar daripada fondasi yang dipakai dengan diberi
garis tembok. Skala gambar sama dengan denahnya.
Caranya sebagai berikut :
- Copy
denah yang telah ada
- Hapus
bagian pintu,jendela dll menggunakan Fungsi ERASE (E)
- Satukan
semua garis dengan menggunakan EXTEND (EX)
- Lalu
menggunakan fungsi OFFSIDE (O)
- Akan
tetapi membuat rencana pondasi harus sesuai dengan pondasi yang akan
dibuat
- Dan
harus memperhatikan batas wilayah tanah
2.4.5. RENCANA ATAP (Diberi ukuran dan
penjelasan)
Menggambar bentuk atap yang dipakai,
garis-garis atap digambar dengan titik-titik. Pada gambar ini dijelaskan letak
kuda-kuda, balok gording, usuk juga
bahan penutup atapnya, apabila ada juga digambar talang dan lobang buanagannya,
garis bubungan, jurai luar dan jurai dalam diberi penjelasan dari gambar dengan
garis khusus. Skala gambar sama dengan denahnya.
Caranya
sebagai berikut :
1. Copy denah yang tadi dibuat
2. Hapus bagian pintu dan jendela
3. Lalu pilih kuda-kuda apakah yang akan dipakai
contoh: JURAI
4. Dalam membuat rencana atap harus tepat
meletakan Gording,Listplank dan Kuda-Kuda
Contoh Rencana
Atap Paud “Sedap Malam”:
2.4.6. RENCANA PLAFON (Diberi ukuran dan penjelasan).
Menggambar pembagian petak-petak dari
pada plafonnya di setiap ruangan. Rangka plafon di gambarkan lengkap dengan
balok induk, balok pembagi dan ukuran
yang kayu yang dipakai. Skala gambar
sama dengan denahnya.
Contoh Rencana
Plafon Paud “Sedap Malam”:
2.4.7. RENCANA SANITASI (Diberi ukuran dan penjelasan).
Rencana sanitasi menggambarkan
letak-letak lubang buangan pada kamar
mandi WC, dapur, bak cuci, dan tempat
buangan lainnya. Arah aliran saluran pembuang
diberi anak panah yang menunjukkan
arah aliran airnya. Letak bak kontrol, bak penangkap lemak, septic tank,
sumur air bersih dan peresapannya digambar dan jaraknya ditulis jelas. Skala
gamabar sama dengan denahnya.
Contoh Sanitasi
Paud “Sedap Malam”:
2.4.8. GAMBAR DETAIL
Gambar detail yang harus digambar
:
1. Detail
FONDASI.
Menggambarkan
bentuk potongan melintang dan ukurannya serta letak kedalaman daripada pondasi
yang dipakai.
Contoh
Detail Fondasi Paud “Sedap Malam”:
2.
Detail KUDA-KUDA.
Menggambarkan bentuk kuda-kuda dipakai dan penjelasan sambungan-sambungan,
ukuran kayu-kayu yang dipakai ditulis jelas dan lengkap, apa bila bentuk
kuda-kuda yang dipakai lebih dari satu, harus digambar semuanya.
3.
Detail PLAFON.
Menjelaskan brntuk dan ketinggian lafon, sambungan kayu penggantung dan
ukurannya ditulis lengkap dan diberi penjelasan secukupnya.
4.
Detail KUSEN.
Semua bentuk kusen pintu dan jendela yang dipakai harus digambar dsini
ukuran kusen dan kayu yang dipakai
ditulis lengkap dan jelas, apabila ada sambungan kusen yang harus dibuat khusus, harus juga
digambar detailnya.
5.
Detail SANITASI.
Menggambarkan potongan
melintang tampak atas daripada
bak kontrol, bak penangkap lemak, septic
tank, sumber peresapan, dan juga penjelasan pembuangan dari semua alat
penerima ai buangan, semua ukuran dan bahan yang dipakai ditulis lengkap dan
jelas.
Contoh
Detail Sanitasi Paud “Sedap Malam”:
6.
Detail bagian bangunan yang lain yang dianggap penting
dan memerlukan pekerjaan khusus.
2.5. Pelaksanaan Pekerjaan RAB
Sasaran dari sistem pengendalian biaya
adalah untuk menjaga agar biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya yang telah
dianggarkan. Ketidakpastian teknis pada
proyek selalu ada dan cukup besar, hal ini akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada biaya. Oleh karena itu pengendalian biaya sangatlah
penting dilaksanakan agar proyek dapat berjalan berkesinambungan.
Tinjauan umum tentang biaya yang digunakan
dalam suatu proyek dituangkan dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek. RAB
harus dibuat untuk setiap satuan kerja yang diselenggarakan oleh kontraktor.
RAB merupakan rahasia suatu perusahaan, namun biasanya biaya sebenarnya (real cost) yang dikeluarkan harus
mempunyai selisih yang lebih kecil jika dibandingkan dengan dana RAB. Namun
selisih yang didapat dari nilai real cost
tersebut tidak boleh mengurangi mutu kerja yang dihasilkan.
Pengendalian biaya oleh Kontraktor dilakukan
dengan mengontrol masing–masing bagian dengan perhitungan dari Analisis Harga
Satuan. Kemudian dari pengontrolan dan perhitungan setiap saat, jika ada
penyimpangan yang tidak sesuai dengan anggaran proyek yang dilaksanakan dapat
terlihat. Dengan demikian hal tersebut dapat segera diatasi dan kerugiannya
dapat dihindari.
Contoh RAB Paud “Sedap Malam” :
2.6. Rumus –
rumus Rencana Anggaran Biaya (RAB)
NO
|
Jenis Pekerjaan
|
Perhitungan Volume
|
Keterangan
|
Satuan
|
|
|
|||||
1.1
|
Pembersih Lahan
|
V = pxl
|
V=volume pembersihan lahan
P =panjang lahan
L =lebar lahan
|
V =m²
P =m
l =m
|
|
1.2
|
Pemasangan Papan Bouwplank
|
V =( p+2 )² + ( l+2 )²
|
V=volume Bouwplank
P=panjang Bangunan
L =lebar Bangunan
|
V =m
P =m
l =m
|
|
1.3
|
Galian Tanah Fondasi Bangunan
|
V =(a+b) x h x p
|
V=volume Galian Tanah
Fondasi Bangunan
a =lebar galian fondasi bagian bawah
b =lebar galian fondasi bagian atas
h =tinggi galian fondasi
p =panjang galian fondasi
|
V =m³
a =m
b =m
h =m
p =m
|
|
|
|||||
2.1
|
Urugan pasir di bawah fondasi bangunan
|
V =h x b x p
|
V =volume urugan pasir di bawah fondasi
h =tebal urugan
b =lebar urugan
p =panjang fondasi
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
2.2
|
Urugan pasir di bawah lantai
|
V =h x L
|
V =volume urugan pasir di bawah lantai
h =tebal urugan
L =luas lantai (lxp)
|
V =m³
h =m
L =m
|
|
2.3
|
Urugan tanah kembali pada sisi fondasi
|
V =V.Galian tanah –(V. pasangan batu kali + V.Urugan pasir
di bawah fondasi)
|
V =volume urugan tanah kembali
pada sisi fondasi
|
V =m³
|
|
2.4
|
Urugan tanah untuk peninggian lantai
|
V =( h x L ) - St
|
V =volume urugan tanah untuk peninggian lantai
h =tebal urugan
L =luas urugan (pxl)
St =sisa volume urugan tanah fondasi
|
V =m³
h =m
L =m²
St =m
|
|
3
|
Pekerjaan fondasi batu kali
|
V =(a+b) x h x p
|
V=volume batu kali
a =lebar fondasi bagian bawah
b =lebar fondasi bagian atas
h =tinggi fondasi
p =panjang fondasi
|
V =m³
a =m
b =m
h =m
p =m
|
|
4.Pekerjaan Beton Bertulang
|
|||||
4.1
|
Sloof beton pada bangunan
|
V =h x b x p
|
V =volume sloof bangunan
h =tinggi sloof
b =lebar sloof
p =panjang sloof
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
4.2
|
Kolom beton pada bangunan
|
V =(b x h x t) x k
|
V =volume kolom beton bangunan
h =tinggi kolom
b =lebar kolom
p =panjang kolom
k =jumlah
kolom keseluruhan
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
k=buah
|
|
4.3
|
Ring balok beton pada bangunan
|
V =h x b x p
|
V =volume ring balok beton bangunan
h =tinggi ring balok
b =lebar ring balok
p =panjang ring balok
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
4.4
|
Plat beton untuk kanopi
|
V =h x b x p
|
V =volume beton untuk kanopi
h =tinggi beton untuk kanopi
b =lebar beton untuk kanopi
p =panjang beton untuk kanopi
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
5.Pekerjaan Pasang dinding
|
|||||
5.1
|
Pasang dinding Batu bata 1 : 5 pada bangunan
|
V = ( h x p ) – Lp – Lj - Lb
|
V =volume pas dinding bt.bata 1 : 5 pada bangunan
h =tinggi dinding
p =panjang dinding
Lp=jumlah keseluruhan
luas bukaan pintu
Lj = jumlah keseluruhan
luas bukaan jendela
Lb = jumlah keseluruhan
luas bukaan boven
|
V =m²
h =m²
p =m²
Lp =m²
Lj =m²
Lb =m²
|
|
5.2
|
Pas.dinding trasram
1 : 3 di atas beton sloof
|
V =h x p –
L pintu
|
V =volume pas.dinding trasram
h =tinggi dinding trasram
p = panjang dinding trasram
|
V =m²
h =m
p =m
Lp =m
|
|
5.3
|
Pas.dinding trasram
1 : 3 pada KM/WC
|
V =h x p
|
V =volume pas.dinding trasram pada KM/WC
h =tinggi dinding trasram
p = panjang dinding trasram
|
V =m²
h =m
p =m
|
|
6.Pekerjaan Plesteran dan Pengacian
|
|||||
|
Plesteran dan pengacian
1 : 3
|
V ={( h.Plesteran x p.plesteran) – L pintu} x 2
|
V =volume plesteran dan
pengacian
h.plesteran =tinggi plesteran
dinding trasram
p.plesteran =panjang plesteran dinding trasram
L.pintu =luas pintu
|
V =m²
h =m
p =m
L.P =m
|
|
7
|
Pekerjaan lantai keramik
|
V = pxl
|
V=volume lantai keramik
P =panjang ruangan yang akan di pasang keramik
l =lebar ruangan
|
V =m²
P =m
l =m
|
|
8
|
Pekerjaan dinding keramik
|
V = pxl
|
V=volume lantai keramik
P =panjang ruangan
l =lebar ruangan
|
V =m²
P =m
l =m
|
|
9.Pekerjaan Plafond
|
|||||
9.1
|
Rangka Plafond
|
V = pxl
|
V=volume rangka plafond
P =panjang ruangan yang akan di pasang plafond
l =lebar ruangan
|
V =m²
P =m
l =m
|
|
9.2
|
Plafon triplek/gypsum board
|
V = pxl
|
V=volume rangka plafond
P =panjang ruangan yang akan di pasang plafond
l =lebar ruangan
|
V =m²
P =m
l =m
|
|
10.Pekerjaan kusen pintu
|
|||||
10.1
|
Kusen kayu
|
V =h x b x p
|
V =volume kusen
h =tinggi penampang kayu
b =lebar penampang kayu
p =panjang kayu
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
10.2
|
Daun pintu
|
V = l x h x k
|
V =volume daun pintu/jendela
l =lebar daun pintu/jendela
h =tinggi daun pintu/jendela
k =jumlah daun
pintu/jendela
|
V =m³
l =m
h =m k=buah
|
|
11.Pekerjaan Atap
|
|||||
11.1
|
Kuda – kuda atap rumah kayu (rangka utama/kaki kuda – kuda
uk.8/12
|
V =h x b x p
|
V =volume kuda – kuda
h =tinggi penampang kayu
b =lebar penampang kayu
p =panjang kayu
untuk kuda – kuda
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
11.2
|
Gording dan Nok kayu
|
V =h x b x p
|
V =volume gording dan nok
h =tinggi penampang kayu
b =lebar penampang kayu
p =panjang kayu
untuk gording&nok
|
V =m³
h =m
b =m
p =m
|
|
11.3
|
Jurai dalam, luar ,dan talang
|
V = b x h x k
|
V =volume Jurai dalam, luar ,dan talang
l =lebar daun pintu/jendela
h =tinggi daun pintu/jendela
k =jumlah
keseluruhan Jurai dalam, luar ,dan talang
|
V =m³
l =m
h =m k=buah
|
|
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kelompok kami menjalankan
progam prakerin (praktek kerja industri), telah kami dapatkan banyak hal yang
membuat wawasan kami sedikit bertambah menjadi luas dalam mengembangkan,
melaksanakan, manambah ilmu. Dari kegiatan Prakerin yang ditinjau, maka
dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut.
- Persiapan yang baik sebelum melakukan
suatu proyek sangat
mempengaruhi kelancaran pada saat pelaksanaan pekerjaan tersebut. Persiapan
yang matang dapat menghindari
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
- Efektifitas pekerja sangat menentukan
kecepatan suatu
pekerjaan dapat selesai dengan
hasil yang optimal.
- Dapat
mengetahui RAB, yang bisa melancarkan kami dalam ilmu hitung terutama
volume dan lain-lain.
- Lebih
mengetahui apa yang selalu di kerjakan oleh para pegawai di DPU
Demikian kesimpulan yang telah kami dapatkan dalam hasil progam
prakerin yang sudah kami susun dan dirancang sehingga memudahkan dalam
pembacaan buku laporan yang kami buat ini.
3.2 Saran
3.2.1 PERUSAHAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan, sebaiknya para pegawai
di DPU menyediakan perlengkapan K3 bagi pekerja. Sehingga dapat menghindari
resiko kecelakaan bagi pekerja, yang pada akhirnya menyebabkan berkurangnya
keuntungan bagi kantor dan juga dalam pembuatan RAB lebih teliti lagi untuk
mengurangi sedikit kerugian bagi kantor maupun bagi masyarakat.
3.2.1 SEKOLAH
Selama
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Industri, penulis menyarankan supaya dari pihak sekolah
lebih memperhatikan siswa-
siswinya dalam melaksanakan Praktek Kerja Industri dengan tujuan meningkatkan
mutu pendidikan SMK 2 Probolinggo, dan agar dari pihak sekolah juga lebih
mempersiapkan para siswanya yang nantinya akan melaksanakan Praktek Kerja
Industri dengan dibekali ilmu yang cukup sesuai
dengan kompetensi di dunia usaha / dunia Industri dan juga ilmu RAB
perlu di kembangkan lagi supaya para siswa bisa mengerti apa kegunaan dan
keuntungan bila kita menggunakan ilmu RAB.
LAMPIRAN
FOTO PELAKSANAAN
PRAKERIN
1.Foto Pengukuran Bangunan
Foto ini di ambil di SDN KEDUNG ASEM IV yang akan merehab mushollah.
2.Foto penyeketan Bangunan
Penyeketan di lakukan sebelum
menggambar di AutoCAD,penyeketan ini akan mempermudah seorang penggambar yang
akan melakukan penggambaran di AutoCAD.
3.TAMPAK DEPAN PERBAIKAN
MUSHOLLAH
4.Foto Pengukuran mushollah yang akan di paving
Foto ini di ambil di daerah sekitar sumber wetan
5.Foto pengukuran pembuatan paving di Masjid NURULLAH
6.Foto pengukuran pembuatan parkiran mobil
Foto ini diambil di Kantor DISPOBPAR
7.Foto survey lokasi serta pengukuran Paud “Sedap Malam” yang
akan di bangun
9.Pensurveyan pembuatan pagar di kawasan GOR A.YANI
10.Foto semua survey yang tim kami lakukan
Foto ini di ambil ketika melakukan survev di Kantor DEPAG
Foto ini di ambil ketika melakukan survev di Kawasan GOR
A.YANI
Foto ini di ambil ketika melakukan survev di Kelurahan Sumber
Wetan
Langganan:
Postingan (Atom)